Penggusuran di kota-kota besar memang kerap terjadi, dan bukan hanya di negara berkembang saja. Apalagi jika kota tersebut memiliki lahan yang sempit, maka mau tidak mau, penduduk asli harus merelakan tanahnya.
Namun terkadang, para pengembang juga menawarkan uang dengan jumlah yang sangat fantastis. Yang bisa membuat pemilik tanah dengan sukarela menandatangai kontrak jual beli, agar tanahnya bisa didirikan gedung-gedung pencakar langit.
Tetapi bagi seorang pria yang asli Amerika ini, telah menolak rumah dan tanahnya untuk dijual, walaupun ditawar dengan harga yang sangat fantastis, yaitu US$1.8 juta atau Rp23,5 miliar, karena ia percaya jika tanahnya tersebut adalah tempat tanah suci.
Ishmail Bermudez, yang juga dikenal sebagai Golden Eagle, telah menggali halaman di belakang rumahnya selama hampir 50 tahun, dan mengklaim itu adalah tempat mistis atau suci untuk suku Tequesta.
Dia mengatakan dia tidak akan menjual rumah, apalagi di taman rumahnya, ia menemukan mata air alami dan dilindungi.
Rumah kecil, yang dihiasi dengan lukisan berwarna-warni ini, berada di jantung pusat kota yang sangat ramai di Miami. Dan di kelilingi oleh gedung-gedung pencakar langit, lalu lintas alat berat dan proyek-proyek konstruksi pun sedang berlangsung se sekitarnya.
Pengembang telah menawar nilai propertinya seharga US$1.800.000, tapi Bermudez mengatakan dia tidak berniat untuk menjualnya, kecuali halaman belakangnya terus dilindungi dan tidak diganggu.
Bermudez mengklaim, jika ia telah menemukan bukti dari penduduk asli di kebunnya, yang terletak hanya dua blok dari jalanan sibuk Brickell Avenue dan di kelilingi oleh gedung pencakar langit, bar dan restoran.
Rumah kayu kecil ini hanya di kelilingi oleh pohon-pohon mangga, dengan sebuah oasis yang terbuat dari beton.
Bermudez menyebut kebunnya dengan 'Sumur Kuno Misteri' dan selama setengah abad terakhir ia telah menemukan 'artefak yang digunakan dalam ritual kuno, berupa fosil humanoid, benda prasejarah'dan, 'musim semi.'
"Ada tidak cukup uang untuk membeli apa yang ada di negeri ini, karena itu harganya tak ternilai. Bagaimana Anda bisa membeli harga pada sejarah umat manusia? Itu tidak ada," kata Bermudez.
Bermudez sendiri lahir di Kolombia dari ibu Kolombia dan seorang ayah tentara Amerika, yang merupakan keturunan dari suku Pueblo dan Navajo.
Keluarganya pindah ke Miami ketika ia berusia delapan tahun. Dan saat ia berusia 12 tahun, gurunya menyuruh ia untuk mencari salah satu mata air Tequesta, sebelum mereka melarikan diri ke Eropa selama penjajahan. Dan ketika ia berusia 19 tahun, akhirnya menemukan mata air murni di dekat pohon mangga.
Sejak saat itu, penemuannya tersebut telah memasok air bagi rumahnya, dan juga digunakan oleh puluhan pengungsi Mariel yang tinggal di dekatnya.
Para arkeolog telah mengkonfirmasi bahwa, beberapa tempat yang ditemukan oleh Bermudez adalah bagian dari budaya Tequesta, sementara penemuan lainnya termasuk tulang hewan dan kerang prasejarah.
Dimohon Bantuannya Untuk Submit Link Artikel Agar Cepat Terindeks Mesin Pencari, Klik ===>> Webmaster
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda. Jangan Lupa Sebarkan Artikel yang Telah Anda Baca.
Dilarang Copy Paste Tanpa Mencantumkan Sumbernya.
0 comments:
Post a Comment
Jangan lupa tinggalkan komentar Anda di bawah ini